Sabtu, 23 November 2019

ANTIHISTAMIN (KIMIA MEDISINAL)

ANTIHISTAMIN
A.  Histamine
Histamine adalah senyawa normal yang ada di dalam jaringan tubuh, yaitu pada jaringan sel mast dan peredaran basofil, yang berperan terhadap beberapa fisiologis penting. Histamin dikeluarkan dari tempat pengikatan ion pada pengikatan kompleks heparin-protein dalam sel mast, sebagai hasil reaksi anti gen anti bodi, bila ada rangsangan allergen. Senyawa ini dapat berupa spora, debu rumah, sinar ultraviolet, cuaca, racun, tripsin dan enzim, zat makanan, obat dan beberapa turunan amin. Sumber histamin dalam tubuh adalah histidin yang mengalami dekarboksilasi menjadi histamine (siswandono, 2016 ).


B.  Mekanisme Kerja Histamin
Histamine dapat menimbulkan efek bila beinteraksi dengan reseptor histaminergik, yaitu reseptor H1, H2, dan H3.interaksi histamin dengan reseptor H1 menyebabkan kontraksi otot polos dan bronki, meningatkan permeabilitas vaskuler dan meningkatkan sekresi mukus, yang dihubungkan dengan peningatan cGMP dalam sel. Interaksi dengan reseptor H1 juga menyebabkan vasoditasi arteri sehingga permeable terhadap cairan dan plasma protein, yang menyebabkan sembab, dermatitis dan urtikaria. Efek ini diblok oleh antagonis H1. Interaksi histamine dengan reseptor H2 dapat meningkatkan sekresi asam lambung dan kecepatan kerja jantung. Produksi asam lambung disebabkan penurunan cGMP dalam sel dan peningkatan cAMP. Peningatan sekresi asam lambung dapat menyebabkan efek tukak lambung. Efek ini diblok oleh antagonis H2. Reseptor H3 adalah reseptor histamine, yang baru ditemukan pada tahun 1987 oleh Arrang dan kawan-kawan, terletak pada ujung saraf jaringan otak dan jaringan perifer, yang mengontrol sintesis dan pelepasan histamine, mediator alergi lain dan peradangan. Efek ini diblok oleh antagonis H3 (siswandono, 2016 ).
C.  Antihistamin
Antihistamin merupakan obat yang sering dipakai dibidang dermatologi, terutama untuk kelainan kronik dan rekuren. Antihistamin adalah zat yang dapat mengurangi atau menghalangi efek histamin terhadap tubuh dengan jalan memblok reseptor histamin.
Antihistamin dan histamin berlomba untuk menempati reseptor yang sama. Ada empat tipe reseptor histamin, yaitu H1, H2, H3, dan  H4 yang keempatnya memiliki fungsi dan distribusi yang berbeda. Pada kulit manusia hanya  reseptor H1 dan H2 yang berperan utama. Blokade reseptor oleh antagonis H1 menghambat terikatnya histamin pada reseptor sehingga menghambat dampak akibat histamin misalnya kontraksi otot polos, peningkatan permeabilitas pembuluh darah dan vasodilatasi pembuluh darah (Sari dan Yeni., 2018).

D.  Cara Kerja Obat Antihistamin
Histamin sudah lama dikenal karena merupakan mediator utama timbulnya peradangan dan gejala alergi. Mekanisme kerja obat antihistamin dalam menghilangkan gejala-gejala alergi berlangsung melalui kompetisi dengan menghambat histamin berikatan dengan reseptor H1 atau H2 di organ sasaran. Histamin yang kadarnya tinggi akan memunculkan lebih banyak reseptor H1. Reseptor yang baru tersebut akan diisi oleh antihistamin. Peristiwa molekular ini akan mencegah untuk sementara timbulnya reaksi alergi.
Reseptor H1 diketahui terdapat di otak, retina, medula adrenal, hati, sel endotel, pembuluh darah otak, limfosit, otot polos saluran nafas, saluran cerna, saluran genitourinarius dan jaringan vaskular. Reseptor H2 terdapat di saluran cerna dan dalam jantung. Sedangkan reseptor H3 terdapat di korteks serebri dan otot polos bronkus. Di kulit juga terdapat reseptor H3 yang merupakan autoreseptor, mengatur pelepasan dan sintesis histamin. Namun, peranan dalam menimbulkan gatal dan inflamasi masih belum jelas (Gunawijaya., 2001).

PERMASALAHAN :
1.      Bagaimana efek yang ditimbulkan histamin pada berbagai organ ?
2.      Bagaimana pembagian antihistamin berdasarkan hambatan pada reseptor spesifik?
3.      Bagaimana interaksi obat antihistamin dengan obat lain?



DAFTAR PUSTAKA
Gunawijaya, F. A. 2001. Manfaat Penggunaan Antihistamin Generasi Ketiga. Jurnal
Kedokteran Trisakti. 3(20) : 124-129.
Sari, F dan S. W. Yenny. 2018. Antihistamin Terbaru Dibidang Dermatologi. Jurnal
Siswandono. 2016. Kimia Medisinal Edisi Kedua. Airlangga University Press, Surabaya.
Kesehatan Andalas





3 komentar:

  1. Saya akan menjawab permasalahan no 1, efek yang ditimbulkan histamine pada beberapa organ yaitu :
    1. Vasodilatasi kapiler sehingga permeable terhadap cairan dan plasma protein sehingga menyebabkan sembab, rasa gatal, dermatitis dan urtikaria
    2. Merangsang sekresi asam lambung sehingga menyebabkan tukak lambung
    3. Meningkatkan sekresi kelenjar
    4. Mempercepat kerja jantung
    5. Menghambat kontraksi uterus

    BalasHapus
  2. Hallo asima.....
    saya akan menjawab pertanyaan no 2, pembagian antihistamine berdasarkan hambatan pada reseptor spesifik, yaitu :
    Antagonis-H1 terutama digunakan untuk pengobatan gejala-gejala akibat reaksi alergi
    Antagonis-H2 digunakan untuk mengurangi sekresi asam lambung pada pengobatan penderita tukak lambung
    Antagonis-H3 sampai sekarang belum digunakan untuk pengobatan, masih dalam penelitian lebih lanjut dan kemungkinan berguna dalam pengaturan system kardiovaskuler, pengobatan alergi dan kelainan mental

    BalasHapus
  3. Saya akan menjawab permasalahan no.3
    Antagonis H1
    1. Perpanjangan interval QT dan aritmia dapat terjadi bila terfenadin dan astemizol diberikan bersamaan dengan antijamur (ketokonazol, itrakonazol, flukonazol, dan mikonazol), atau antibiotika golongan makrolid (eritromisin dan klaritomisin).
    2. Efek sedasi antagonis H1 generasi I meningkat bila diberikan dengan obat yang menekan SSP, misalnya alkohol dan diazepam.
    Antagonis H2
    Karena penghambatan P450 di hati, simetidin dapat menghambat metabolisme beberapa obat, seperti teofilin, siklosporin, dan propanolol. Antagonis kalsium, sulfonilurea, warfarin, antidepresan trisiklik dan imipramid. Simetidin juga menghambat sekresi tubular prokainamid. Obat ini meningkatkan metabolisme etanol. Sementara itu, efek ranitidine kecil pada sitokrom P450 sehingga kejadian interaksi obat lebih rendah dibandingkan simetidin. Ranitidin dilaporkan menurunkan absorbsi diazepam, dan juga berinteraksi dengan nifedipin, warfarin, teofilin, dan metoprolol. Untuk famotidin, interaksi obat yang bermakna belum diketahui, sedangkan nizatidin diketahui menghambat dehidrogenase alkohol di mukosa lambung.

    BalasHapus

kerja parasetamol pada prostaglandin

Bagaimana caranya kita tau parasetamol bekerja pada prostaglandin ? Jawab:       Yaitu dengan cara prostaglandin (reseptor nyeri) ...