ANTIHISTAMIN
A.
Histamine
Histamine
adalah senyawa normal yang ada di dalam jaringan tubuh, yaitu pada jaringan sel
mast dan peredaran basofil, yang berperan terhadap beberapa fisiologis penting.
Histamin
dikeluarkan dari tempat pengikatan
ion pada pengikatan kompleks heparin-protein dalam sel mast, sebagai hasil
reaksi anti gen anti bodi, bila ada rangsangan allergen. Senyawa ini dapat
berupa spora, debu rumah, sinar ultraviolet, cuaca, racun, tripsin dan enzim, zat
makanan, obat dan beberapa turunan amin. Sumber histamin dalam tubuh adalah
histidin yang mengalami dekarboksilasi menjadi histamine (siswandono, 2016 ).
B.
Mekanisme Kerja Histamin
Histamine dapat menimbulkan efek bila beinteraksi
dengan reseptor histaminergik, yaitu
reseptor H1, H2, dan H3.interaksi histamin dengan reseptor H1
menyebabkan kontraksi otot polos dan
bronki, meningatkan permeabilitas vaskuler dan meningkatkan sekresi mukus, yang dihubungkan dengan peningatan cGMP dalam
sel. Interaksi dengan reseptor H1 juga menyebabkan vasoditasi arteri sehingga permeable
terhadap cairan dan plasma protein, yang menyebabkan sembab, dermatitis dan
urtikaria. Efek ini diblok oleh antagonis H1. Interaksi histamine
dengan reseptor H2 dapat meningkatkan sekresi asam lambung dan
kecepatan kerja jantung. Produksi asam lambung disebabkan penurunan cGMP dalam
sel dan peningkatan cAMP. Peningatan sekresi asam lambung dapat menyebabkan
efek tukak lambung. Efek ini diblok oleh antagonis H2. Reseptor H3
adalah reseptor histamine, yang baru ditemukan pada tahun 1987 oleh Arrang dan
kawan-kawan, terletak pada ujung
saraf jaringan otak dan jaringan perifer, yang mengontrol sintesis dan
pelepasan histamine, mediator alergi lain dan peradangan. Efek ini diblok oleh
antagonis H3 (siswandono, 2016 ).
C.
Antihistamin
Antihistamin
merupakan obat yang sering dipakai dibidang dermatologi, terutama untuk
kelainan kronik dan rekuren. Antihistamin adalah zat yang dapat mengurangi atau
menghalangi efek histamin terhadap tubuh dengan jalan memblok reseptor
histamin.
Antihistamin dan histamin
berlomba untuk menempati reseptor yang sama. Ada empat tipe reseptor histamin, yaitu
H1, H2, H3, dan H4 yang keempatnya memiliki fungsi
dan distribusi yang berbeda. Pada kulit manusia hanya reseptor H1 dan H2 yang
berperan utama. Blokade reseptor oleh antagonis H1 menghambat terikatnya
histamin pada reseptor sehingga menghambat dampak akibat histamin misalnya kontraksi
otot polos, peningkatan permeabilitas pembuluh darah dan vasodilatasi pembuluh
darah (Sari dan Yeni., 2018).
D. Cara
Kerja Obat Antihistamin
Histamin
sudah lama dikenal karena merupakan mediator utama timbulnya peradangan dan
gejala alergi. Mekanisme kerja obat antihistamin dalam menghilangkan
gejala-gejala alergi berlangsung melalui kompetisi dengan menghambat histamin
berikatan dengan reseptor H1 atau H2 di organ sasaran. Histamin yang kadarnya
tinggi akan memunculkan lebih banyak reseptor H1. Reseptor yang baru tersebut
akan diisi oleh antihistamin. Peristiwa molekular ini akan mencegah untuk
sementara timbulnya reaksi alergi.
Reseptor
H1 diketahui terdapat di otak, retina, medula adrenal, hati, sel endotel,
pembuluh darah otak, limfosit, otot polos saluran nafas, saluran cerna, saluran
genitourinarius dan jaringan vaskular. Reseptor H2 terdapat di saluran cerna
dan dalam jantung. Sedangkan reseptor H3 terdapat di korteks serebri dan otot
polos bronkus. Di kulit juga terdapat reseptor H3 yang merupakan autoreseptor,
mengatur pelepasan dan sintesis histamin. Namun, peranan dalam menimbulkan
gatal dan inflamasi masih belum jelas (Gunawijaya., 2001).
PERMASALAHAN
:
1. Bagaimana efek yang ditimbulkan histamin pada berbagai
organ ?
2. Bagaimana pembagian antihistamin berdasarkan hambatan
pada reseptor spesifik?
3. Bagaimana interaksi obat antihistamin dengan obat lain?
DAFTAR
PUSTAKA
Gunawijaya,
F. A. 2001. Manfaat Penggunaan Antihistamin Generasi Ketiga. Jurnal
Kedokteran
Trisakti. 3(20) : 124-129.
Sari,
F dan S. W. Yenny. 2018. Antihistamin Terbaru Dibidang Dermatologi. Jurnal
Siswandono.
2016. Kimia Medisinal Edisi Kedua.
Airlangga University Press, Surabaya.
Kesehatan
Andalas
Saya akan menjawab permasalahan no 1, efek yang ditimbulkan histamine pada beberapa organ yaitu :
BalasHapus1. Vasodilatasi kapiler sehingga permeable terhadap cairan dan plasma protein sehingga menyebabkan sembab, rasa gatal, dermatitis dan urtikaria
2. Merangsang sekresi asam lambung sehingga menyebabkan tukak lambung
3. Meningkatkan sekresi kelenjar
4. Mempercepat kerja jantung
5. Menghambat kontraksi uterus
Hallo asima.....
BalasHapussaya akan menjawab pertanyaan no 2, pembagian antihistamine berdasarkan hambatan pada reseptor spesifik, yaitu :
Antagonis-H1 terutama digunakan untuk pengobatan gejala-gejala akibat reaksi alergi
Antagonis-H2 digunakan untuk mengurangi sekresi asam lambung pada pengobatan penderita tukak lambung
Antagonis-H3 sampai sekarang belum digunakan untuk pengobatan, masih dalam penelitian lebih lanjut dan kemungkinan berguna dalam pengaturan system kardiovaskuler, pengobatan alergi dan kelainan mental
Saya akan menjawab permasalahan no.3
BalasHapusAntagonis H1
1. Perpanjangan interval QT dan aritmia dapat terjadi bila terfenadin dan astemizol diberikan bersamaan dengan antijamur (ketokonazol, itrakonazol, flukonazol, dan mikonazol), atau antibiotika golongan makrolid (eritromisin dan klaritomisin).
2. Efek sedasi antagonis H1 generasi I meningkat bila diberikan dengan obat yang menekan SSP, misalnya alkohol dan diazepam.
Antagonis H2
Karena penghambatan P450 di hati, simetidin dapat menghambat metabolisme beberapa obat, seperti teofilin, siklosporin, dan propanolol. Antagonis kalsium, sulfonilurea, warfarin, antidepresan trisiklik dan imipramid. Simetidin juga menghambat sekresi tubular prokainamid. Obat ini meningkatkan metabolisme etanol. Sementara itu, efek ranitidine kecil pada sitokrom P450 sehingga kejadian interaksi obat lebih rendah dibandingkan simetidin. Ranitidin dilaporkan menurunkan absorbsi diazepam, dan juga berinteraksi dengan nifedipin, warfarin, teofilin, dan metoprolol. Untuk famotidin, interaksi obat yang bermakna belum diketahui, sedangkan nizatidin diketahui menghambat dehidrogenase alkohol di mukosa lambung.